17 Nov 2012

aspek permainan harga pada burung

Beberapa waktu yang lalu ketika saya bertemu dengan salah seorang pengusaha besar, yang juga penghobi burung, saya mendapatkan beberapa pengetahuan baru tentang dunia pasar perburungan dalam hal ini adalah aspek permainan yang tidak sehat pada perdagangan burung.
Masih ingatkah kita dengan booming tanaman gelombang cinta di sekitar tahun 2006an, yang sempat ngetrend, bahkan satu tanaman gelombang cinta dihargai ratusan juta rupiah. Usut punya usut ternyata di dalamnya adalah permainan belaka. tetapi karena perkembaing biakan dari tanaman gelombang cinta cukup mudah, sehingga dalam waktu singkat jumlah tanaman ini meledak maka harganya pun menjadi turun drastis.

Dalam dunia perburungan kurang lebih juga sama, didalamnya terdapat permainan kurang sehat oleh pemodal-pemodal besar, yang entah apa kepentingannya di balik semua itu, tetapi motif bisnis tentu yang utama. Kita ambil contoh yang beredar sekrang ini adalah keberadaan burung lovebird.dari pengetahuan yang saya dapat dari seorang rekan tadi bahwa lovebird saat ini adalah burung yang berada dalam kondisi permainan, baik permainan harga, atau permainan stok pasar. dalam dunia perdagangan burung terdapat empat peran yaitu: 1. pemain 2. peternak 3. pedagang 4. pembeli
secara singkat saya gambarkan seperti ini.

Seorang pemodal besar berusaha mendapatkan burung lovebird sebanyak-banyaknya dari pasaran maupun dari peternak, hingga di asumsikan jumlah stok burung lovebird pada waktu itu kosong/banyak berkurang.
pada beberapa kesempatan, sesorang yang merupakan bagian dari pemodal besar itu, membeli beberapa burung lovebird yang sudah menipis di pasaran tadi dengan harga yang tinggi, harapannya harga tersebut menjadi harga standar dari burung lovebird.
lambat laun, di pasaran harga lovebird menjadi meningkat karena permintaan yang tinggi tetapi stok tidak banyak, nah ketika trend pasar sudah terbentuk maka si pemain dengan pemodal besar, mulai mengeluarkan stok burungnya dengan harga yang sesuai keinginannya/yang bisa  dipermainkan harganya, begitu seterusnya, hingga kembali ke atas lagi.